Jumat, 11 Oktober 2013

AGUS WIDODO 10211388 3EA26

1.      MODEL PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Model adalah percontohan yang mengandung unsure yang bersifat
penyederhanaan untuk dapat ditiru ( jika perlu ). Pengambilan keputusan itu sendiri
merupakan suatu proses beruntun yang memerlukan penggunaan model secara tepat.  

Pentingnya model proses dalam pengambilan keputusan, antara lain :
·         Memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.
·         Untuk memperjelas ( secara eksplisit ) mengenai hubungan signufikan di antara unsure – unsure tersebut.
·         Merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan – hubungan antar variable, biasanya di nyatakan dalam matematika.
·         Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsure – unsure tersebut ada relevansinya terhadap masalah yang akan di selesaikan.
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu :
1.       Kegiatan Intelijen : Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
2.       Kegiatan Desain : Menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
3.       Kegiatan Pemilihan : Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternatif yang tersedia.
Sedangkan menurut Scott dan Mitchell, proses pengambilan keputusan meliputi :
Proses pencarian/penemuan tujuan, Formulasi tujuan, Pemilihan Alternatif, serta mengevaluasi hasil.
2.      TIPE – TIPE PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
·         Keputusan terprogram atau keputusan terstruktur yaitu keputusan yang berulang – ulang dan rutin sehingga dapat di program. Keputusan terprogram atau terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah.
·         Keputusan setengah terprogram atau setengah terstruktur adalah keputusan yang sebagian dapat di program, sebagian berulang – ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini bersifat rumit  dan membutuhkan perhitungan – perhitungan serta analisis – analisis  yang terperinci.
·         Keputusan tidak terprogram atau tidak terstruktur adalah keputusan yang tidak terjadi berulang – ulang  dan tidak selalu terjadi.  Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstrusktur, tidak mudah untuk di dapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
3.      FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalah dipengaruhi oleh faktor – faktor situasional dan personal.  Faktor-faktor situasional terjadi, misalnya pada stimulus yang menimbulkan masalah pada sifat-sifat masalah (sulit-mudah, baru-lama, penting-kurang penting, melibatkan sedikit atau banyak masalah lain). Kita tidak mengulas faktor-faktor situasional secara terperinci.
Beberapa penelitian telah membuktikan pengaruh faktor-faktor biologis dan sosiopsikologis terhadap proses pemecahan masalah.
Manusia yang kurang tidur mengalami penurunan kemampuan berpikir, begitu pula bila ia terlalu lelah. Ini faktor biologis. Sama pentingnya juga adalah faktor-faktor sosiopsikologis.
4.      PEMBELIAN
Dengan melakukan pembelian produk mie instan sebagaimana di ketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak di gemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya. demikian juga bagi kalangan mahasiswa yang sebagian besar berdomisili jauh dari orang tua, produk ini merupakan makanan cepat saji yang biasa di konsumsi karena harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lama.
Dengan semakin banyaknya mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merek yang sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk menganalisis perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola pembeliannya. Dengan banyaknya merek mie instan yang ada di pasarasan akan mendorong perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi yang tepat, misalnya mengubah kemasan, wana, aroma, promosi dan harga. Lebih jauh lagi produsen dalam mendistribusikan produknya kepasar konsumen berusaha agar produknya dapat diterima sesuai dengan apa yang  diinginkan konsumen.
5.      DIAGNOSA PERILAKU KONSUMEN
Persaingan dalam dunia bisnis dimasa sekarang baik pasar dalam negeri ( domestic ) maupun di pasar luar negeri. Apalagi Negara Indonesia yang telah melakukan Asean Free Trade Area ( AFTA ) pada tahun 2012. Hal ini berarti pelaku bisnis yang ada di dalam negeri selain mereka harus bersaing dengan pelaku bisnis local mereka juga bersaing dengan pelaku bisnis luar negeri karena mereka telah di bebaskan bea masuk produk yang meraka tawarkan dipasar dalam negeri. Untuk mengenakan persaingan, perusahaan harus mampu memberikan kepada para pelanggannya, misalnya memberikaan kepada para pelanggannya produk yang bermutu lebih baik, harganya baik, pelayanannya lebih baik dari para pesaingnya.
Tidak sedikit orang yang bingung memilih bank yang tepat, maraknya iklan perbankan yang juga mensponsori beberapa acara televise membuat masyarakat awam bingung menabung di bank mana. Banyak masyarakat terjebak pada bunga menggiurkan, fasilitas phone banking ( layanan informasi perbankan melalui telepon genggam ), kerja sama dengan beberapa bank lain, layanan satu atap serta layanan lain yang di iming-imingi iklan, televise dan media cetak. Setelah terpikat oleh janji-janji tersebut akhirnya mereka harus menyesal menjadi nasabah tersebut.
Deregulasi financial di Indonesia di mulai dengan di keluarkannya paket juni 1983. Kebijakan ini merupakan kebijakan awal yang member kebebasan kepada dunia perbankan. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mendorong dan meningkatkan efisiensi dan profesionalisme melalui terciptanya mekanisme pasar yang sehar dibidang manajemen dana bank. Dalam kondisi yang demikian bank tidak boleh hanya duduk menunggu datangnya nasabah, bank dituntut untuk bersifat lebih agresif dan bekerja lebih professional, sehingga mampu untuk menjabarkan situasi yang sedang di hadapi dan mampu melihat kedepan sehingga nasabah akan merasa bahwa bank merupakan penasehatnya yang lebih terpercaya. Hal ini harus didukung dengan penigkatan pelayanan terhadap nasabah.
Persaingan perbankan nasional menjadi semakin ketat. Persaingan bank bukan hanya sesama bank, baik bank nasional maupun bank asing, tetapi juga dengan lembaga keuangan bukan bank. Seperti modal ventura, leasing dan lembaga pembiayaan lainnya. Disisi lain dengan perkembangan dan berubahnya masyarakat akan berpengaruh pada tingkah laku masyarakat ( konsumen ). Perbankan dituntut untuk dapat melakukan segmentasi pasar didasarkan pada kebutuhan konsumen ( nasabah ) dan segmentasi kejiwaan.
Berdasarkan hal – hal tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa dengan semakin ketetnya persaingan  antara bank tersebut muncul permasalahan baru yaitu kebutuhan produsen ( perbankan ) dipasar berupa perebutan untuk mendapatkan tempat di hati konsumen yang merupakan salah satu aspek yang cukup mendasar bagi sector perbankan untuk dapat tetap survive .
Oleh karena itu, kepuasan konsumen merupakan masalah penting yang harus di perhatikan oleh perusahaan termasuk bank. Perilaku konsumen mencerminkan mengapa seseorang konsumen membeli suatu produk dan bagaimana konsumen itu memilih dan membeli suatu produk. Konsumen akan membeli suatu produk untuk memenuhi kebutuhan yang di harapkannya. Oleh karena itu seorang konsumen akan memilih barang yang memenuhi harapoannya.
Dengan mengkaji perilaku konsumen perusahaan dapat mengetahui tentang hasil diagnose siapa dan apa serta bagaimana kebenaran tentang pemakaian suatu produk. Dari perilaku konsumen menyenangi produk saingan dan kurang menyenangi produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Misalnya, mengapa seorang nasabah lebih suka mendepositokan uangnya di bank mandiri atau bank btn dari pada bca atau swasta lainnya, hal tersebut dapat  diketahui dari perilaku konsumen.








PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAGI KONSUMEN

1.      MODEL PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Model adalah percontohan yang mengandung unsure yang bersifat
penyederhanaan untuk dapat ditiru ( jika perlu ). Pengambilan keputusan itu sendiri
merupakan suatu proses beruntun yang memerlukan penggunaan model secara tepat.  

Pentingnya model proses dalam pengambilan keputusan, antara lain :
·         Memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.
·         Untuk memperjelas ( secara eksplisit ) mengenai hubungan signufikan di antara unsure – unsure tersebut.
·         Merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan – hubungan antar variable, biasanya di nyatakan dalam matematika.
·         Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsure – unsure tersebut ada relevansinya terhadap masalah yang akan di selesaikan.
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu :
1.       Kegiatan Intelijen : Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
2.       Kegiatan Desain : Menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
3.       Kegiatan Pemilihan : Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternatif yang tersedia.
Sedangkan menurut Scott dan Mitchell, proses pengambilan keputusan meliputi :
Proses pencarian/penemuan tujuan, Formulasi tujuan, Pemilihan Alternatif, serta mengevaluasi hasil.
2.      TIPE – TIPE PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
·         Keputusan terprogram atau keputusan terstruktur yaitu keputusan yang berulang – ulang dan rutin sehingga dapat di program. Keputusan terprogram atau terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah.
·         Keputusan setengah terprogram atau setengah terstruktur adalah keputusan yang sebagian dapat di program, sebagian berulang – ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini bersifat rumit  dan membutuhkan perhitungan – perhitungan serta analisis – analisis  yang terperinci.
·         Keputusan tidak terprogram atau tidak terstruktur adalah keputusan yang tidak terjadi berulang – ulang  dan tidak selalu terjadi.  Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstrusktur, tidak mudah untuk di dapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
3.      FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalah dipengaruhi oleh faktor – faktor situasional dan personal.  Faktor-faktor situasional terjadi, misalnya pada stimulus yang menimbulkan masalah pada sifat-sifat masalah (sulit-mudah, baru-lama, penting-kurang penting, melibatkan sedikit atau banyak masalah lain). Kita tidak mengulas faktor-faktor situasional secara terperinci.
Beberapa penelitian telah membuktikan pengaruh faktor-faktor biologis dan sosiopsikologis terhadap proses pemecahan masalah.
Manusia yang kurang tidur mengalami penurunan kemampuan berpikir, begitu pula bila ia terlalu lelah. Ini faktor biologis. Sama pentingnya juga adalah faktor-faktor sosiopsikologis.
4.      PEMBELIAN
Dengan melakukan pembelian produk mie instan sebagaimana di ketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak di gemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya. demikian juga bagi kalangan mahasiswa yang sebagian besar berdomisili jauh dari orang tua, produk ini merupakan makanan cepat saji yang biasa di konsumsi karena harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lama.
Dengan semakin banyaknya mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merek yang sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk menganalisis perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola pembeliannya. Dengan banyaknya merek mie instan yang ada di pasarasan akan mendorong perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi yang tepat, misalnya mengubah kemasan, wana, aroma, promosi dan harga. Lebih jauh lagi produsen dalam mendistribusikan produknya kepasar konsumen berusaha agar produknya dapat diterima sesuai dengan apa yang  diinginkan konsumen.
5.      DIAGNOSA PERILAKU KONSUMEN
Persaingan dalam dunia bisnis dimasa sekarang baik pasar dalam negeri ( domestic ) maupun di pasar luar negeri. Apalagi Negara Indonesia yang telah melakukan Asean Free Trade Area ( AFTA ) pada tahun 2012. Hal ini berarti pelaku bisnis yang ada di dalam negeri selain mereka harus bersaing dengan pelaku bisnis local mereka juga bersaing dengan pelaku bisnis luar negeri karena mereka telah di bebaskan bea masuk produk yang meraka tawarkan dipasar dalam negeri. Untuk mengenakan persaingan, perusahaan harus mampu memberikan kepada para pelanggannya, misalnya memberikaan kepada para pelanggannya produk yang bermutu lebih baik, harganya baik, pelayanannya lebih baik dari para pesaingnya.
Tidak sedikit orang yang bingung memilih bank yang tepat, maraknya iklan perbankan yang juga mensponsori beberapa acara televise membuat masyarakat awam bingung menabung di bank mana. Banyak masyarakat terjebak pada bunga menggiurkan, fasilitas phone banking ( layanan informasi perbankan melalui telepon genggam ), kerja sama dengan beberapa bank lain, layanan satu atap serta layanan lain yang di iming-imingi iklan, televise dan media cetak. Setelah terpikat oleh janji-janji tersebut akhirnya mereka harus menyesal menjadi nasabah tersebut.
Deregulasi financial di Indonesia di mulai dengan di keluarkannya paket juni 1983. Kebijakan ini merupakan kebijakan awal yang member kebebasan kepada dunia perbankan. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mendorong dan meningkatkan efisiensi dan profesionalisme melalui terciptanya mekanisme pasar yang sehar dibidang manajemen dana bank. Dalam kondisi yang demikian bank tidak boleh hanya duduk menunggu datangnya nasabah, bank dituntut untuk bersifat lebih agresif dan bekerja lebih professional, sehingga mampu untuk menjabarkan situasi yang sedang di hadapi dan mampu melihat kedepan sehingga nasabah akan merasa bahwa bank merupakan penasehatnya yang lebih terpercaya. Hal ini harus didukung dengan penigkatan pelayanan terhadap nasabah.
Persaingan perbankan nasional menjadi semakin ketat. Persaingan bank bukan hanya sesama bank, baik bank nasional maupun bank asing, tetapi juga dengan lembaga keuangan bukan bank. Seperti modal ventura, leasing dan lembaga pembiayaan lainnya. Disisi lain dengan perkembangan dan berubahnya masyarakat akan berpengaruh pada tingkah laku masyarakat ( konsumen ). Perbankan dituntut untuk dapat melakukan segmentasi pasar didasarkan pada kebutuhan konsumen ( nasabah ) dan segmentasi kejiwaan.
Berdasarkan hal – hal tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa dengan semakin ketetnya persaingan  antara bank tersebut muncul permasalahan baru yaitu kebutuhan produsen ( perbankan ) dipasar berupa perebutan untuk mendapatkan tempat di hati konsumen yang merupakan salah satu aspek yang cukup mendasar bagi sector perbankan untuk dapat tetap survive .
Oleh karena itu, kepuasan konsumen merupakan masalah penting yang harus di perhatikan oleh perusahaan termasuk bank. Perilaku konsumen mencerminkan mengapa seseorang konsumen membeli suatu produk dan bagaimana konsumen itu memilih dan membeli suatu produk. Konsumen akan membeli suatu produk untuk memenuhi kebutuhan yang di harapkannya. Oleh karena itu seorang konsumen akan memilih barang yang memenuhi harapoannya.
Dengan mengkaji perilaku konsumen perusahaan dapat mengetahui tentang hasil diagnose siapa dan apa serta bagaimana kebenaran tentang pemakaian suatu produk. Dari perilaku konsumen menyenangi produk saingan dan kurang menyenangi produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Misalnya, mengapa seorang nasabah lebih suka mendepositokan uangnya di bank mandiri atau bank btn dari pada bca atau swasta lainnya, hal tersebut dapat  diketahui dari perilaku konsumen.








Sabtu, 05 Oktober 2013

SEGMENTASI PERILAKU KONSUMEN

SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok – kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan karakteristik atau perlaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaaan antara pembeli di pasar.
Segmentasi pasar sangatlah penting didalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris – iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Segmentasi pasar sebagai suatu strategi perusahaan tidaklah semata – mata dilakukan dengan cara m,embedakan produk atau bahkan menciptakan produk baru, tetapi di dasarkan atas perbedaan minat dan kebutuhan konsumen.
Definisi analisis pasar menurut beberapa ahli :
·         Swastha dan Handoko ( 1987 )
Segmentasi pasar merupakan suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen – segmen pasar tertentu yang di jadikan sasaran penjualan yang akan di capai dengan marketing mix.
·         Pride dan ferrel ( 1995 )
Segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen – segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembelian pasar keseluruhan menjadi kelompok – kelompok pasar yang terdiri dari orang – orang yang secara relative memiliki kebutuhan produk yang serupa.
A.    SEGMENTASI PASAR DAN KEPUASAN KONSUMEN
Menurut Philip kotler ( 1997 ) kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil ) suatu produk dengan harapannya.
Kepuasan konsumen terbagi menjadi dua :
1.      Kepuasan fungsional, merupakan kepuasan yang di peroleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk . misalnya :  karena makan membuat perut kita menjadi kenyang .
2.      Kepuasan psikologikal, merupakan kepiuasan yang di peroleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misalnya : perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah.






B.     SEGMENTASI DAN PROFITABILITAS
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
Meningkatkan efisiensi proses produksi
Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya  biaya produksi, maka margin keuntungan juga semakin tinggi.
C.    PENGGUNAAN SEGMENTASI DALAM STRATEGI PEMASARAN
Agar segmentasi pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
·         Measurable : ukuran, daya beli dan profit segmen harus dapat di ukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit di ukur.
·         Accessible : segmen pasar harus dapat di jangkau dan di layani secara efektif
·         Substantial : segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk di layani
·         Differentiable : segmen – segmen dapat di pisahkan secara konseptual dan menberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen – elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
·         Actionable : program yang efektif dapat di buat untuk menarik dan melayani segmen – segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi pemasaran :
1.      Mensegmen pasar menggunakan variabel – variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang di cari dan situasi pemakaian.
2.      Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel – variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.


http://www.slideshare.net/LiscaArdiwinata/rangkuman-segmentasi-pasar-dan-analisis-demografi

SEGMENTASI PERILAKU KONSUMEN

SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok – kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan karakteristik atau perlaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaaan antara pembeli di pasar.
Segmentasi pasar sangatlah penting didalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris – iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Segmentasi pasar sebagai suatu strategi perusahaan tidaklah semata – mata dilakukan dengan cara m,embedakan produk atau bahkan menciptakan produk baru, tetapi di dasarkan atas perbedaan minat dan kebutuhan konsumen.
Definisi analisis pasar menurut beberapa ahli :
·         Swastha dan Handoko ( 1987 )
Segmentasi pasar merupakan suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen – segmen pasar tertentu yang di jadikan sasaran penjualan yang akan di capai dengan marketing mix.
·         Pride dan ferrel ( 1995 )
Segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen – segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembelian pasar keseluruhan menjadi kelompok – kelompok pasar yang terdiri dari orang – orang yang secara relative memiliki kebutuhan produk yang serupa.
A.    SEGMENTASI PASAR DAN KEPUASAN KONSUMEN
Menurut Philip kotler ( 1997 ) kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil ) suatu produk dengan harapannya.
Kepuasan konsumen terbagi menjadi dua :
1.      Kepuasan fungsional, merupakan kepuasan yang di peroleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk . misalnya :  karena makan membuat perut kita menjadi kenyang .
2.      Kepuasan psikologikal, merupakan kepiuasan yang di peroleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misalnya : perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah.






B.     SEGMENTASI DAN PROFITABILITAS
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
Meningkatkan efisiensi proses produksi
Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya  biaya produksi, maka margin keuntungan juga semakin tinggi.
C.    PENGGUNAAN SEGMENTASI DALAM STRATEGI PEMASARAN
Agar segmentasi pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
·         Measurable : ukuran, daya beli dan profit segmen harus dapat di ukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit di ukur.
·         Accessible : segmen pasar harus dapat di jangkau dan di layani secara efektif
·         Substantial : segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk di layani
·         Differentiable : segmen – segmen dapat di pisahkan secara konseptual dan menberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen – elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
·         Actionable : program yang efektif dapat di buat untuk menarik dan melayani segmen – segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi pemasaran :
1.      Mensegmen pasar menggunakan variabel – variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang di cari dan situasi pemakaian.
2.      Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel – variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.


http://www.slideshare.net/LiscaArdiwinata/rangkuman-segmentasi-pasar-dan-analisis-demografi

SEGMENTASI PERILAKU KONSUMEN

SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok – kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan karakteristik atau perlaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaaan antara pembeli di pasar.
Segmentasi pasar sangatlah penting didalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris – iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Segmentasi pasar sebagai suatu strategi perusahaan tidaklah semata – mata dilakukan dengan cara m,embedakan produk atau bahkan menciptakan produk baru, tetapi di dasarkan atas perbedaan minat dan kebutuhan konsumen.
Definisi analisis pasar menurut beberapa ahli :
·         Swastha dan Handoko ( 1987 )
Segmentasi pasar merupakan suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen – segmen pasar tertentu yang di jadikan sasaran penjualan yang akan di capai dengan marketing mix.
·         Pride dan ferrel ( 1995 )
Segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen – segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembelian pasar keseluruhan menjadi kelompok – kelompok pasar yang terdiri dari orang – orang yang secara relative memiliki kebutuhan produk yang serupa.
A.    SEGMENTASI PASAR DAN KEPUASAN KONSUMEN
Menurut Philip kotler ( 1997 ) kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil ) suatu produk dengan harapannya.
Kepuasan konsumen terbagi menjadi dua :
1.      Kepuasan fungsional, merupakan kepuasan yang di peroleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk . misalnya :  karena makan membuat perut kita menjadi kenyang .
2.      Kepuasan psikologikal, merupakan kepiuasan yang di peroleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misalnya : perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah.






B.     SEGMENTASI DAN PROFITABILITAS
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
Meningkatkan efisiensi proses produksi
Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya  biaya produksi, maka margin keuntungan juga semakin tinggi.
C.    PENGGUNAAN SEGMENTASI DALAM STRATEGI PEMASARAN
Agar segmentasi pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
·         Measurable : ukuran, daya beli dan profit segmen harus dapat di ukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit di ukur.
·         Accessible : segmen pasar harus dapat di jangkau dan di layani secara efektif
·         Substantial : segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk di layani
·         Differentiable : segmen – segmen dapat di pisahkan secara konseptual dan menberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen – elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
·         Actionable : program yang efektif dapat di buat untuk menarik dan melayani segmen – segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi pemasaran :
1.      Mensegmen pasar menggunakan variabel – variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang di cari dan situasi pemakaian.
2.      Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel – variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.


http://www.slideshare.net/LiscaArdiwinata/rangkuman-segmentasi-pasar-dan-analisis-demografi

Jumat, 04 Oktober 2013

PENDAHULUAN PERILAKU KONSUMEN

1.      PERILAKU KONSUMEN DAN CAKUPAN ILMU PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah perilaku yang konsumen tujukan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Perilaku konsumen juga merupakan tindakan – tindakan yang di lakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan barang – barang atau jasa ekonomi yang dapat di pengaruhi oleh lingkungan.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
·         Pengaruh lingkungan, terdiri dari kelas budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen yaitu memahami pengaruh lingkungan yang menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka.
·         Perbedaaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap dan kepribadian gaya hidup dan demografi. Perbedaan individu merupaka faktor internal yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku.
·         Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku.
KONSEP DASAR PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen akan di perlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian dan setelah pembelian. Pada tahan sebelum pembelian, konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahan pembelian konsumen akan melakukan pembelian produk dan pada tahap setelah pembelian konsumen melakukan konsumsi atau penggunaan produk, evaluasi kinerja produk dan akhirnya membuang produk setelah di gunakan. Konsumen dapat meerupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi. Dalam upaya untuk lebih memahami lebih konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan memenuhi keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi dan perilaku.
2.      SIAPA SEBENARNYA KONSUMEN DAN APA CIRI – CIRI KONSUMEN
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untk di perdagangkan.

Adapun ciri – ciri konsumen, sebagai berikut :
·         Personal consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
·         Organizational consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.

3.      KEKUATAN UTAMA YANG DAPAT MEMPERTAJAM PENELITIAN TENTANG KONSUMEN
·         Pendekatan interpretif yaitu menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya.
·         Pendekatan tradisoional yaitu didasari pada teori dan metode ilmu psikologi, kognitif, sosial dan behaviorial serta ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan teori dan metode guna menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen.
·         Sains pemasaran yaitu didasari pada teori dan metode ilmu ekonomi dan statistika.