Selasa, 27 Mei 2014

ringkasan dan resensi

MENTERTAWAKAN IBLIS
            Ibnu Kinanah bin Abbas bin Mirdar meriwayatkan dari ayahnya, bahwa pada suatu sore di hari Arafah, Rasullullah SAW bedoa memintakan ampunan dan rahmat untuk umatnya, beliau memperbanyak doanya.
Lalu Allah menjawab , “ Sungguh, aku telah melakukannya, aku telah memberikan ampunan bagi umatmu, kecuali mereka yang saling menzalim satu sama lain.”          
Rasulullah SAW memelas, Ya Rabb, sungguh engkau kuasa untuk mengampuni pelaku kezaliman dan memberikan kebaikan kepada yang dizalimi itu dari kezalimannya.” Namun, hanya jawaban tersebut yang beliau terima pada sore itu.
Keesokan harinya, saat pagi di Muzdalifah, Rasulullah  SAW mengulang kembali doa beliau untuk umatnya. Tidak lama berselang, Nabi SAW tersenyum. Sebagian sahabat bertanya, “ demi ayah ibu kami ya rasulullah engkau telah tertawa disaat engkau semestinya tidak tertawa. Apa gerangan yang membuat engkau tertawa?” Rasulullah SAW menjawab ,” aku mentertawakan iblis. Saat dia tahu bahwa Allah telah memenuhi permintaanku berkenaan dengan umatku, dan dia memberikan ampunan kepada orang yang zalim , iblis langsung meraung-raung dengan sumpah serapahnya, lalu mengambil tanah dan menaburkannya di kepalanya. Aku tersenyum melihat tingkah iblis”.
Resensi dari ringkasan di atas :
1.      Humor Islami yang berjudul “ Mentertawakan Iblis”.
2.      Penyusun               : Abu Khalid MA
3.      Dterbitkan oleh     : LINTAS MEDIA – JOMBANG
4.      Penilaian dari cerita diatas adalah sebuah lelucon yang penuh hikmah dimana lelucon atau humor tersebut merupakan siraman jiwa yang mampu menyejukkan hati. Dengan humor kita bisa mentertawakan kebodohan kita sendiri, berintropeksi diri sehingga dapat melihat kekurangan diri sendiri dari pada melihat kekurangan orang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar