MENTERTAWAKAN
IBLIS
Ibnu
Kinanah bin Abbas bin Mirdar meriwayatkan dari ayahnya, bahwa pada suatu sore
di hari Arafah, Rasullullah SAW bedoa memintakan ampunan dan rahmat untuk
umatnya, beliau memperbanyak doanya.
Lalu Allah
menjawab , “ Sungguh, aku telah melakukannya, aku telah memberikan ampunan bagi
umatmu, kecuali mereka yang saling menzalim satu sama lain.”
Rasulullah SAW
memelas, Ya Rabb, sungguh engkau kuasa untuk mengampuni pelaku kezaliman dan
memberikan kebaikan kepada yang dizalimi itu dari kezalimannya.” Namun, hanya
jawaban tersebut yang beliau terima pada sore itu.
Keesokan harinya,
saat pagi di Muzdalifah, Rasulullah SAW
mengulang kembali doa beliau untuk umatnya. Tidak lama berselang, Nabi SAW
tersenyum. Sebagian sahabat bertanya, “ demi ayah ibu kami ya rasulullah engkau
telah tertawa disaat engkau semestinya tidak tertawa. Apa gerangan yang membuat
engkau tertawa?” Rasulullah SAW menjawab ,” aku mentertawakan iblis. Saat dia
tahu bahwa Allah telah memenuhi permintaanku berkenaan dengan umatku, dan dia
memberikan ampunan kepada orang yang zalim , iblis langsung meraung-raung dengan
sumpah serapahnya, lalu mengambil tanah dan menaburkannya di kepalanya. Aku tersenyum
melihat tingkah iblis”.
Resensi dari
ringkasan di atas :
1.
Humor
Islami yang berjudul “ Mentertawakan Iblis”.
2.
Penyusun
: Abu Khalid MA
3.
Dterbitkan
oleh : LINTAS MEDIA – JOMBANG
4.
Penilaian
dari cerita diatas adalah sebuah lelucon yang penuh hikmah dimana lelucon atau
humor tersebut merupakan siraman jiwa yang mampu menyejukkan hati. Dengan humor
kita bisa mentertawakan kebodohan kita sendiri, berintropeksi diri sehingga
dapat melihat kekurangan diri sendiri dari pada melihat kekurangan orang lain.