Sabtu, 20 April 2013

GLOBALISASI vs PERDUKUNAN


PERDUKUNAN vs GLOBALISASI

Perdukunan merupakan kepura-puraan keterampilan non medis atau orang yang berpura-pura sebagai seorang ahli profesional, memiliki pengetahuan atau kualifikasi pada beberapa bidang keahlian, padahal dia tidak memiliki dan merupakan Seorang penipu. Perdukunan juga merupakan penghinaan yang digunakan untuk menggambarkan praktik non medis ujungnya penipuan
Orang yang melakukan perdukunan biasanya tidak sendiri, mereka biasanya terdiri dari beberapa orang merupakan satu tim yang modus operasinya adalah penipuan. Untuk mencari mangsa ada orang-orang yang bertindak sebagai orang yang mempromosikan bidang keahlian si dukun itu, padahal promosinya omong kosong dan penipu. Jika ada mangsa yang sudah masuk perangkap maka mulai diadakan perjanjian untuk pergi ke rumah sang Dukun. Dengan trik perdukunan si Mbah Dukun bisa menebak isi hati dan kemauan pasien, inilah salah satu penipuan yang bisa menjatuhkan martabat Dukun yang asli.
Pada mulanya Dukun adalah orang-orang penolong tanpa pamrih. Dengan adanya Penipu yang menyamar sebagai Dukun ini maka dikenalah istilah Perdukunan yang nilainya negatif di masyarakat luas yaitu diasosiakan sebagai Seorang penipu.
Untuk menipu mangsanya biasanya menawarkan azimat maupun benda-benda bertuah yang harganya mahal, padahal ini merupakan tata cara penipuan yang halus jalannya. Ada juga penipu yang menyamar sebagai orang yang taat beragama dan dengan TIM-nya itu sebenarnya merupakan Penipu-penipu yang menyamar sebagai orang-orang taat beragama, ini juga sebenarnya Perdukunan yang berada pada jalur agama. Cara menipunya dengan minyak wangi yang harganya jutaan rupiah dan bahkan ada yang sampai ada minyak wangi yang harganya sampai diatas sepuluh juta rupiah padahal isinya cuman sedikit dengan botol khusus ukurannya kecil.
Perdukunan juga merupakan suatu keahlian yang dimiliki beberapa ahli, diantaranya digunakan untuk menyembuhkan penyakit, dan menolong seseorang dari suatu kesusahan dengan memberikan air doa, jampi- jampi, mantra - mantra, doa - doa, dan lain sebagainya.
Dunia perdukunan ini mungkin tidak mungkin pasti, selalu berkaitan dengan dunia gaib dan hal – hal yang magis serta sangat erat hubungannya dengan para leluhurnya di masa lalu atau lebih jelasnya menganut aliran animisme dan dinamisme.

Sedangkan globalisasi sendiri bermakna universal atau luas. Globalisasi adalah di mana jaman atau era berkembangnya siklus manusia, dari masa dimana manusia belum mengenal teknologi, perkembangan antara negara satu dengan negara yang lain, baik dunia transaksi baik jual maupun beli antara satu dengan yang lainnya. Globalisasi adalah masa dimana memasuki masa manusia modern yang saling berkaitan dan saling bergantung antara manusia satu dengan banyak manusia lainnya di seluruh dunia guna untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempengaruhi kehidupan satu dan lainnya, baik melalui perdagangan, investasi, dan lainnya sebagainya hubungn tersebut dapat tercipta.
Keterkaitan globalisasi dengan perdukunan sendiri adalah dimana perdukunan masih bergerak dengan pedomannya menggunakan hal- hal klenik yang tidak bisa dirubah hingga saat ini, sedangkan saat ini pun sudah memasuki era globalisasi dimana era manusia mulai berpikir menggunakan logikanya secara logis dan perkembangan  teknologinya yang semakin hari semakin pesat dan canggih. Sehingga membuat perdukunan itu sendiri pun lama kelamaan memudar sedikit demi sedikit tidak terkecuali untuk beberapa orang dan wilayah tertentu yang masih saja terus mempercayai dan melaksanakannya setiap hari karena hal itu memang sudah menjadi tradisi di beberapa wilayah untuk menghormati leluhurnya sehingga tidak mungkin hilang begitu saja.

Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik.
Khususnya, globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan di bidang komunikasi 
dunia.
Ada pula yang mendefinisikan globalisasi sebagai hilangnya batas 
ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi. Globalisasi terjadi karena faktor-faktor nilai budaya luar, seperti:
a
. selalu meningkatkan pengetahuan;             f. etos kerja;
b. patuh hukum;                                              g. kemampuan memprediksi;
c. kemandirian;                                                h. efisiensi dan produktivitas;
d. keterbukaan;                                               i. keberanian bersaing; dan
e. rasionalisasi;                                                j. manajemen resiko.

Globalisasi terjadi melalui berbagai saluran, di antaranya:
a. lembaga 
pendidikan dan ilmu pengetahuan;
b. lembaga keagamaan;
c. indutri internasional dan lembaga perdagangan;
d. wisata mancanegara;
e. saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional;
f. lembaga internasional yang mengatur peraturan internasional; dan
g. lembaga kenegaraan seperti hubungan diplomatik dan konsuler.

Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek 
kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang dapat menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk dengan status sosial yang tinggi, dan masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil, generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang belum siap baik fisik maupun mental.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar