Selasa, 23 April 2013

PERDUKUNAN vs GLOBALISASI


PERDUKUNAN vs GLOBALISASI
Perdukunan merupakan kepura – puraan keterampilan non medis atau orang yang berpura-pura sebagai seorang ahli professional, memiliki pengetahuan atau kualifikasi pada beberapa bidang keahlian, padahal dia tidak memiliki keahlian. Perdukunan juga merupakan penghinaan untuk menggambarkan praktik non medis ujungnya penipuan.
Orang yang melakukan perdukunan biasanya tidak sendiri, mereka biasanya terdiri dari beberapa orang yang merupakan satu tim yang modus operasinya adalah penipuan. Untuk mencari mangsa ada orang – orang yang bertindak mempromosikan bidang keahlian dari si dukun tersebut padahal promosinya omong kosong dan penipu. Jika ada mangsa yang sudah masuk perangkap maka mulai diadakan perjanjian untuk pergi kerumah sang dukun. Dengan trik perdukunan si mbah dukun bisa menebak isi hati dan kemauan pasien. Inilah salah satu penipuan yang bisa menjatuhkan martabat dukun yang asli.
Pada mulanya dukun adalah orang – orang penolong tanpa pamrih. Dengan adanya penipu yang menyamar sebagai dukun ini maka di kenallah istilah perdukunan yang nilainya negative dimasyarakat luas yaitu di asosiakan sebagai penipu.
Untuk menipu mangsanya biasanya menawarkan azimat maupun benda – benda bertuah yang harganya mahal. Padahal ini merupakan tata cara penipuan yang halus jalannya. Ada juga penipu yang menyamar sebagai orang taat beragama dengan tim nya itu sebenarnya merupakan penipu – penipu yang menyamar sebagai orang yang taat beragama. Ini juuga sebenarnya perdukunan yang  berada pada jalur agama. Cara menipunya dengan minyak wangi yang harganya jutaan rupiah dan  bahkan ada minya wangi yang harganya sampai diatas sepuluh juta rupiah padahal isi nya cumin sedikit dengan ukuran botil khusus kecil.
Perdukunan juga merupakan suatu keahlian yang dimiliki beberapa ahli, diantaranya digunakan untuk menyembuhkan penyakit, dan menolong seseorang dari suatu kesusahan dengan memberikan air doa, jampi- jampi, mantra - mantra, doa - doa, dan lain sebagainya.
Dunia perdukunan ini mungkin tidak mungkin pasti, selalu berkaitan dengan dunia gaib dan hal - hal yang magis serta sangat erat hubungannya dengan para leluhurnya di masa lalu atau lebih jelasnya menganut aliran animisme dan dinamisme. Sedangkan globalisasi sendiri bermakna universal atau luas. Globalisasi adalah di mana jaman atau era berkembangnya siklus manusia,  dari masa dimana manusia belum mengenal teknologi, perkembangan antara negara satu dengan negara yang lain, baik dunia transaksi baik jual maupun beli antara satu dengan yang lainnya. Globalisasi adalah masa dimana memasuki masa manusia modern yang saling berkaitan dan saling bergantung antara manusia satu dengan banyak manusia lainnya di seluruh dunia guna untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempengaruhi kehidupan satu dan lainnya, baik melalui perdagangan, investasi, dan lainnya sebagainya hubungn tersebut dapat tercipta.
Keterkaitan globalisasi dengan perdukunan sendiri adalah dimana perdukunan masih bergerak dengan pedomannya menggunakan hal- hal klenik yang tidak bisa dirubah hingga saat ini, sedangkan saat ini pun sudah memasuki era globalisasi dimana era manusia mulai berpikir menggunakan logikanya secara logis dan perkembangan  teknologinya yang semakin hari semakin pesat dan canggih. Sehingga membuat perdukunan itu sendiri pun lama kelamaan memudar sedikit demi sedikit tidak terkecuali untuk beberapa orang dan wilayah tertentu yang masih saja terus mempercayai dan melaksanakannya setiap hari karena hal itu memang sudah menjadi tradisi di beberapa wilayah untuk menghormati leluhurnya sehingga tidak mungkin hilang begitu saja.

Globalisasi adalah proses penyebaran unsure-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melaui media cetak dan  elektronik.Khususnya, globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan di bidang komunikasi dunia.
Ada pula yang mendefinisikan globalisasi sebagai hilangnya batas 
ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi. Globalisasi terjadi karena faktor-faktor nilai budaya luar, seperti:
a
. selalu meningkatkan pengetahuan;             f. etos kerja;
b. patuh hukum;                                              g. kemampuan memprediksi;
c. kemandirian;                                                h. efisiensi dan produktivitas;
d. keterbukaan;                                               i. keberanian bersaing; dan
e. rasionalisasi;                                                j. manajemen resiko.

Globalisasi terjadi melalui berbagai saluran, di antaranya:
a. lembaga 
pendidikan dan ilmu pengetahuan;
b. lembaga keagamaan;
c. indutri internasional dan lembaga perdagangan;
d. wisata mancanegara;
e. saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional;
f. lembaga internasional yang mengatur peraturan internasional; dan
g. lembaga kenegaraan seperti hubungan diplomatik dan konsuler.

Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek 
kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang dapat menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk dengan status sosial yang tinggi, dan masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil, generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang belum siap baik fisik maupun mental.
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi

kebijakan untuk memenangkan globalisasi


KEBIJAKAN APA YANG AKAN ANDA PUTUSKAN  UNTUK MEMENANGKAN GLOBALISASI ?
Dalam memenangkan gobalisasi, kebijakan yang akan saya putuskan yaitu :
A.    Saya tidak hanya focus dalam satu sector dengan alasan akan terbengkalai sector -  sector yang lain. jika hanya focus pada satu sector saja, juga tidak akan menutup kemungkinan akan mudah di ambil alih oleh Negara – Negara lain.
B.     Dalam hal perekonomian, saya akan mengikutsertakan Indonesia memasuki pasar global dengan menjual bahan pangan, karya seni dan produk – produk lain yang asli buatan masyarakat Indonesia agar dunia mengakui indonesai mampu bersaingdi pasar global.
C.     Dalam hal kebudayaan, saya akan melaksanakan secara rutin acara – acara kebudayaan indonesai, sehingga masyarakat Indonesia asli maupun pendatang bisa mengetahui seni budaya yang di miliki Indonesia. Dengan begitu tidak ada alasan bangsa lain mengakui  kebudayaan – kebudayaan indonesai
D.    Dalam hal sumber daya alam ( pertanian, perhutanan, perikanan dll ), saya akan mengolah sebisa mungkin agar bangsa Indonesia tidak kekurangan di negaranya sendiri minimal dapat mengkonsumsi pangan yang layak karena di Indonesia  sector – sector pertanian sudah semakin menipis, sehingga dengan ironisnya bangsa kita harus membeli dari Negara luar. Untuk perhutanan dan perikanan, saya akan melakukan gerakan menanam pohon di suatu lahan yang tidak terpakai dan membuat tambak atau budidaya ikan yang dapat di konsumsi masayarakat Indonesia tidak dengan harga yang mahal
E.     Dalam hal wisata alam, saya akan menghimbau tempat – tempat wisata yang terdapat di Indonesia, mengusulkan undang – undang bahwa tempat wisata di indonesai seperti pantai, taman, pegunungan dll adalah milik bersama, bukan milik instansi – instansi yang menginginkan keuntungan pribadi apalagi di olah oleh bangsa lain. Sehingga masyarakat Indonesia sendiri yang mengatur , tentunya dengan pengawasan dari [ihak – pihak yang berwenang.


TOKOH WAYANG


TOKOH WAYANG
“ GATOTKACA “
Gatotkaca wayang kulitGatotkaca (bahasa Sanskerta: Ghattotkacha) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena atau Wrekodara dari keluarga Pandawa. Ibunya yang bernama Hidimbi (Harimbi) berasal dari bangsa rakshasa, sehingga ia pun dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra ia banyak menewaskan sekutu Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
Di Indonesia, Gatotkaca menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa ia dikenal dengan ejaan Gatutkaca (bahasa Jawa: Gathutkaca). Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan “otot kawat tulang besi”.
Asal-Usul dan Arti Nama
Gathotkaca-paragaMenurut versi Mahabharata, Gatotkaca adalah putra Bimasena dari keluaga Pandawa yang lahir dari seorang rakshasa perempuan bernama Hidimbi. Hidimbi sendiri merupakan raksasi penguasa sebuah hutan bersama kakaknya yang bernama Hidimba.
Dalam pewayangan Jawa, ibu Gatotkaca lebih terkenal dengan sebutan Arimbi. Menurut versi ini, Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa rakshasa.
Dalam bahasa Sanskerta, nama Ghatotkacha secara harfiah bermakna “memiliki kepala seperti kendi”. Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu gha?(tt)am yang berarti “buli-buli” atau “kendi”, dan utkacha yang berarti “kepala”. Nama ini diberikan kepadanya karena sewaktu lahir kepalanya konon mirip dengan buli-buli atau kendi.
Kelahiran
Kisah kelahiran Gatotkca dikisahkan secara tersendiri dalam pewayangan Jawa. Namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang Tetuka. Sampai usia satu tahun tali pusarnya belum bisa dipotong walau menggunakan senjata apa pun. Arjuna (adik Bimasena) pergi bertapa untuk mendapatkan petunjuk dewa demi menolong nasib keponakannya itu. Namun pada saat yang sama Karna, panglima Kerajaan Hastina juga sedang bertapa mencari senjata pusaka.
Karena wajah keduanya mirip, Batara Narada selaku utusan kahyangan memberikan senjata Kontawijaya kepada Karna, bukan kepada Arjuna. Setelah menyadari kesalahannya, Narada pun menemui Arjuna yang sebenarnya. Arjuna lalu mengejar Karna untuk merebut senjata Konta.
Pertarungan pun terjadi. Karna berhasil meloloskan diri membawa senjata Konta, sedangkan Arjuna hanya berhasil merebut sarung pembungkus pusaka tersebut. Namun sarung pusaka Konta terbuat dari Kayu Mastaba yang ternyata bisa digunakan untuk memotong tali pusar Tetuka.
Akan tetapi keajaiban terjadi. Kayu Mastaba musnah dan bersatu dalam perut Tetuka. Kresna yang ikut serta menyaksikannya berpendapat bahwa pengaruh kayu Mastaba akan menambah kekuatan bayi Tetuka. Namun ia juga meramalkan bahwa kelak Tetuka akan tewas di tangan pemilik senjata Konta.
Menjadi Jago Dewa
Versi pewayangan Jawa melanjutkan, Tetuka kemudian dipinjam Narada untuk dibawa ke kahyangan yang saat itu sedang diserang musuh bernama Patih Sekipu dari Kerajaan Trabelasuket. Ia diutus rajanya yang bernama Kalapracona untuk melamar bidadari bernama Batari Supraba. Bayi Tetuka dihadapkan sebagai lawan Sekipu. Anehnya, semakin dihajar bukannya mati, Tetuka justru semakin kuat.
Karena malu, Sekipu mengembalikan Tetuka kepada Narada untuk dibesarkan saat itu juga. Narada kemudian menceburkan tubuh Tetuka ke dalam kawah Candradimuka, di Gunung Jamurdipa. Para dewa kemudian melemparkan berbagai jenis senjata pusaka ke dalam kawah. Beberapa saat kemudian, Tetuka muncul ke permukaan sebagai seorang laki-laki dewasa. Segala jenis pusaka para dewa telah melebur dan bersatu ke dalam dirinya.
Tetuka kemudian bertarung melawan Sekipu dan berhasil membunuhnya menggunakan gigitan taringnya. Kresna dan para Pandawa saat itu datang menyusul ke kahyangan. Kresna kemudian memotong taring Tetuka dan menyuruhnya berhenti menggunakan sifat-sifat kaum raksasa.
Batara Guru raja kahyangan menghadiahkan seperangkat pakaian pusaka, yaitu Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma untuk dipakai Tetuka, yang sejak saat itu diganti namanya menjadi Gatotkaca. Dengan mengenakan pakaian pusaka tersebut, Gatotkaca mampu terbang secepat kilat menuju Kerajaan Trabelasuket dan membunuh Kalapracona.
Perkawinan
gathot-katjha-by-m2mdigitalstudioDalam versi Mahabharata, Gatotkaca menikah dengan seorang wanita bernama Ahilawati. Dari perkawinan ini lahir seorang putra bernmama Barbarika. Baik Gatotkaca ataupun Barbarika sama-sama gugur dalam perang besar di Kurukshetra, namun di pihak yang berbeda.
Dalam versi pewayangan Jawa, Gatotkaca menikah dengan sepupunya, yaitu Pregiwa putri Arjuna. Ia berhasil menikahi Pregiwa setelah melalui perjuangan berat, yaitu menyingkirkan saingannya, bernama Laksmana Mandrakumara putra Duryudana dari keluarga Korawa.
Dari perkawinan Gatotkaca dengan Pregiwa lahir seorang putra bernama Sasikirana. Ia menjadi panglima perang Kerajaan Hastina pada masa pemerintahan Parikesit, putra Abimanyu atau cucu Arjuna.
Versi lain mengisahkan, Gatotkaca memiliki dua orang istri lagi selain Pregiwa, yaitu Suryawati dan Sumpaniwati. Dari keduanya masing-masing lahir Suryakaca dan Jayasumpena.
Menjadi Raja Pringgadani
Gatotkaca versi Jawa adalah manusia setengah raksasa, namun bukan raksasa hutan. Ibunya adalah Arimbi putri Prabu Tremboko dari Kerajaan Pringgadani. Tremboko tewas di tangan Pandu ayah para Pandawa akibat adu domba yang dilancarkan Sangkuni. Ia kemudian digantikan oleh anak sulungnya yang bernama Arimba.
Arimba sendiri akhirnya tewas di tangan Bimasena pada saat para Pandawa membangun Kerajaan Amarta. Takhta Pringgadani kemudian dipegang oleh Arimbi yang telah diperistri Bima. Rencananya takhta kelak akan diserahkan kepada putra mereka setelah dewasa.
Arimbi memiliki lima orang adik bernama Brajadenta, Brajamusti, Brajalamadan, Brajawikalpa, dan Kalabendana. Brajadenta diangkat sebagai patih dan diberi tempat tinggal di Kasatrian Glagahtinunu. Sangkuni dari Kerajaan Hastina datang menghasut Brajadenta bahwa takhta Pringgadani seharusnya menjadi miliknya bukan milik Gatotkaca.
Akibat hasutan tersebut, Brajadenta pun memberontak hendak merebut takhta dari tangan Gatotkaca yang baru saja dilantik sebagai raja. Brajamusti yang memihak Gatotkaca bertarung menghadapi kakaknya itu. Kedua raksasa kembar tersebut pun tewas bersama. Roh keduanya kemudian menyusup masing-masing ke dalam telapak tangan Gatotkaca kiri dan kanan, sehingga manambah kesaktian keponakan mereka tersebut.
Setelah peristiwa itu Gatotkaca mengangkat Brajalamadan sebagai patih baru, bergelar Patih Prabakiswa.
Kematian Versi Mahabharata
Kematian Gatotkaca terdapat dalam buku ketujuh Mahabharata yang berjudul Dronaparwa, pada bagian Ghattotkacabadhaparwa. Ia dikisahkan gugur dalam perang di Kurukshetra atau Baratayuda pada malam hari ke-14. Perang besar tersebut adalah perang saudara antara keluarga Pandawa melawan Korawa, di mana Gatotkaca tentu saja berada di pihak Pandawa.
Versi Mahabharata mengisahkan, Gatotkaca sebagai seorang raksasa memiliki kekuatan luar biasa terutama pada malam hari. Setelah kematian Jayadrata di tangan Arjuna, pertempuran seharusnya dihentikan untuk sementara karena senja telah tiba. Namun Gatotkaca menghadang pasukan Korawa kembali ke perkemahan mereka.
Pertempuran pun berlanjut. Semakin malam kesaktian Gatotkaca semakin meningkat. Prajurit Korawa semakin berkurang jumlahnya karena banyak yang mati di tangannya. Seorang sekutu Korawa dari bangsa rakshasa bernama Alambusa maju menghadapinya. Gatotkaca menghajarnya dengan kejam karena Alambusa telah membunuh sepupunya, yaitu Irawan putra Arjuna pada pertempuran hari kedelapan. Tubuh Alambusa ditangkap dan dibawa terbang tinggi, kemudian dibanting ke tanah sampai hancur berantakan.
Duryodana pemimpin Korawa merasa ngeri melihat keganasan Gatotkaca. Ia memaksa Karna menggunakan senjata pusaka pemberian Dewa Indra yang bernama Shakti untuk membunuh rakshasa itu. Semula Karna menolak karena pusaka tersebut hanya bisa digunakan sekali saja dan akan dipergunakannya untuk membunuh Arjuna. Namun karena terus didesak, Karna terpaksa melemparkan pusakanya menembus dada Gatotkaca.
Menyadari ajalnya sudah dekat, Gatotkaca masih sempat berpikir bagaimana caranya untuk membunuh prajurit Kurawa dalam jumlah besar. Maka Gatotkaca pun memperbesar ukuran tubuhnya sampai ukuran maksimal dan kemudian roboh menimpa ribuan prajurit Korawa. Pandawa sangat terpukul dengan gugurnya Gatotkaca.
Dalam barisan Pandawa hanya Kresna yang tersenyum melihat kematian Gatotkaca. Ia gembira karena Karna telah kehilangan pusaka andalannya sehingga nyawa Arjuna dapat dikatakan relatif aman.
Kematian Versi Jawa
Ghatotkacha-AbhimanyuPerang di Kurukshetra dalam pewayangan Jawa biasa disebut dengan nama Baratayuda. Kisahnya diadaptasi dan dikembangkan dari naskah Kakawin Bharatayuddha yang ditulis tahun 1157 pada zaman Kerajaan Kadiri.
Versi pewayangan mengisahkan, Gatotkaca sangat akrab dengan sepupunya yang bernama Abimanyu putra Arjuna. Suatu hari Abimanyu menikah dengan Utari putri Kerajaan Wirata, di mana ia mengaku masih perjaka. Padahal saat itu Abimanyu telah menikah dengan Sitisundari putri Kresna.
Sitisundari yang dititipkan di istana Gatotkaca mendengar suaminya telah menikah lagi. Paman Gatotkaca yang bernama Kalabendana datang menemui Abimanyu untuk mengajaknya pulang. Kalabendana adalah adik bungsu Arimbi yang berwujud raksasa bulat kerdil tapi berhati polos dan mulia. Hal itu membuat Utari merasa cemburu. Abimanyu terpaksa bersumpah jika benar dirinya telah beristri selain Utari, maka kelak ia akan mati dikeroyok musuh.
Kalabendana kemudian menemui Gatotkaca untuk melaporkan sikap Abimanyu. Namun Gatotkaca justru memarahi Kalabendana yang dianggapnya lancang mencampuri urusan rumah tangga sepupunya itu. Karena terlalu emosi, Gatotkaca sampai memukul kepala Kalabendana. Mekipun perbuatan tersebut dilakukan tanpa sengaja, namun pamannya itu tewas seketika.
Ketika perang Baratayuda meletus, Abimanyu benar-benar tewas dikeroyok para Korawa pada hari ke-13. Esoknya pada hari ke-14 Arjuna berhasil membalas kematian putranya itu dengan cara memenggal kepala Jayadrata.
Duryudana sangat sedih atas kematian Jayadrata, adik iparnya tersebut. Ia memaksa Karna menyerang perkemahan Pandawa malam itu juga. Karna pun terpaksa berangkat meskipun hal itu melanggar peraturan perang.
Mendengar para Korawa melancarkan serangan malam, pihak Pandawa pun mengirim Gatotkaca untuk menghadang. Gatotkaca sengaja dipilih kaarena Kotang Antrakusuma yang ia pakai mampu memancarkan cahaya terang benderang.
Pertempuran malam itu berlangsung mengerikan. Gatotkaca berhasil menewaskan sekutu Korawa yang bernama Lembusa. Namun ia sendiri kehilangan kedua pamannya, yaitu Brajalamadan dan Brajawikalpa yang tewas bersama musuh-musuh mereka, bernama Lembusura dan Lembusana.
Gatotkaca akhirnya berhadapan dengan Karna, pemilik senjata Kontawijaya. Ia pun menciptakan kembaran dirinya sebanyak seribu orang sehingga membuat Karna merasa kebingungan. Atas petunjuk ayahnya, yaitu Batara Surya, Karna berhasil menemukan Gatotkaca yang asli. Ia pun melepaskan senjata Konta ke arah Gatotkaca.
Gatotkaca mencoba menghindar dengan cara terbang setinggi-tingginya. Namun arwah Kalabendana tiba-tiba muncul menangkap Kontawijaya sambil menyampaikan berita dari kahyangan bahwa ajal Gatotkaca telah ditetapkan malam itu.
Gatotkaca pasrah terhadap keputusan dewata. Namun ia berpesan supaya mayatnya masih bisa digunakan untuk membunuh musuh. Kalabendana setuju. Ia kemudian menusuk pusar Gatotkaca menggunakan senjata Konta. Pusaka itu pun musnah bersatu dengan sarungnya, yaitu kayu Mastaba yang masih tersimpan di dalam perut Gatotkaca.
Gatotkaca telah tewas seketika. Arwah Kalabendana kemudian melemparkan mayatnya ke arah Karna. Karna berhasil melompat sehingga lolos dari maut. Namun keretanya hancur berkeping-keping tertimpa tubuh Gatotkaca yang meluncur kencang dari angkasa. Akibatnya, pecahan kereta tersebut melesat ke segala arah dan menewaskan para prajurit Korawa yang berada di sekitarnya. Tidak terhitung banyaknya berapa jumlah mereka yang mati.
Sumber: Wikipedia.
8 November 2009 oleh
Putra Lokajaya

Sabtu, 20 April 2013

GLOBALISASI vs PERDUKUNAN


PERDUKUNAN vs GLOBALISASI

Perdukunan merupakan kepura-puraan keterampilan non medis atau orang yang berpura-pura sebagai seorang ahli profesional, memiliki pengetahuan atau kualifikasi pada beberapa bidang keahlian, padahal dia tidak memiliki dan merupakan Seorang penipu. Perdukunan juga merupakan penghinaan yang digunakan untuk menggambarkan praktik non medis ujungnya penipuan
Orang yang melakukan perdukunan biasanya tidak sendiri, mereka biasanya terdiri dari beberapa orang merupakan satu tim yang modus operasinya adalah penipuan. Untuk mencari mangsa ada orang-orang yang bertindak sebagai orang yang mempromosikan bidang keahlian si dukun itu, padahal promosinya omong kosong dan penipu. Jika ada mangsa yang sudah masuk perangkap maka mulai diadakan perjanjian untuk pergi ke rumah sang Dukun. Dengan trik perdukunan si Mbah Dukun bisa menebak isi hati dan kemauan pasien, inilah salah satu penipuan yang bisa menjatuhkan martabat Dukun yang asli.
Pada mulanya Dukun adalah orang-orang penolong tanpa pamrih. Dengan adanya Penipu yang menyamar sebagai Dukun ini maka dikenalah istilah Perdukunan yang nilainya negatif di masyarakat luas yaitu diasosiakan sebagai Seorang penipu.
Untuk menipu mangsanya biasanya menawarkan azimat maupun benda-benda bertuah yang harganya mahal, padahal ini merupakan tata cara penipuan yang halus jalannya. Ada juga penipu yang menyamar sebagai orang yang taat beragama dan dengan TIM-nya itu sebenarnya merupakan Penipu-penipu yang menyamar sebagai orang-orang taat beragama, ini juga sebenarnya Perdukunan yang berada pada jalur agama. Cara menipunya dengan minyak wangi yang harganya jutaan rupiah dan bahkan ada yang sampai ada minyak wangi yang harganya sampai diatas sepuluh juta rupiah padahal isinya cuman sedikit dengan botol khusus ukurannya kecil.
Perdukunan juga merupakan suatu keahlian yang dimiliki beberapa ahli, diantaranya digunakan untuk menyembuhkan penyakit, dan menolong seseorang dari suatu kesusahan dengan memberikan air doa, jampi- jampi, mantra - mantra, doa - doa, dan lain sebagainya.
Dunia perdukunan ini mungkin tidak mungkin pasti, selalu berkaitan dengan dunia gaib dan hal – hal yang magis serta sangat erat hubungannya dengan para leluhurnya di masa lalu atau lebih jelasnya menganut aliran animisme dan dinamisme.

Sedangkan globalisasi sendiri bermakna universal atau luas. Globalisasi adalah di mana jaman atau era berkembangnya siklus manusia, dari masa dimana manusia belum mengenal teknologi, perkembangan antara negara satu dengan negara yang lain, baik dunia transaksi baik jual maupun beli antara satu dengan yang lainnya. Globalisasi adalah masa dimana memasuki masa manusia modern yang saling berkaitan dan saling bergantung antara manusia satu dengan banyak manusia lainnya di seluruh dunia guna untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempengaruhi kehidupan satu dan lainnya, baik melalui perdagangan, investasi, dan lainnya sebagainya hubungn tersebut dapat tercipta.
Keterkaitan globalisasi dengan perdukunan sendiri adalah dimana perdukunan masih bergerak dengan pedomannya menggunakan hal- hal klenik yang tidak bisa dirubah hingga saat ini, sedangkan saat ini pun sudah memasuki era globalisasi dimana era manusia mulai berpikir menggunakan logikanya secara logis dan perkembangan  teknologinya yang semakin hari semakin pesat dan canggih. Sehingga membuat perdukunan itu sendiri pun lama kelamaan memudar sedikit demi sedikit tidak terkecuali untuk beberapa orang dan wilayah tertentu yang masih saja terus mempercayai dan melaksanakannya setiap hari karena hal itu memang sudah menjadi tradisi di beberapa wilayah untuk menghormati leluhurnya sehingga tidak mungkin hilang begitu saja.

Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik.
Khususnya, globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan di bidang komunikasi 
dunia.
Ada pula yang mendefinisikan globalisasi sebagai hilangnya batas 
ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi. Globalisasi terjadi karena faktor-faktor nilai budaya luar, seperti:
a
. selalu meningkatkan pengetahuan;             f. etos kerja;
b. patuh hukum;                                              g. kemampuan memprediksi;
c. kemandirian;                                                h. efisiensi dan produktivitas;
d. keterbukaan;                                               i. keberanian bersaing; dan
e. rasionalisasi;                                                j. manajemen resiko.

Globalisasi terjadi melalui berbagai saluran, di antaranya:
a. lembaga 
pendidikan dan ilmu pengetahuan;
b. lembaga keagamaan;
c. indutri internasional dan lembaga perdagangan;
d. wisata mancanegara;
e. saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional;
f. lembaga internasional yang mengatur peraturan internasional; dan
g. lembaga kenegaraan seperti hubungan diplomatik dan konsuler.

Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek 
kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang dapat menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk dengan status sosial yang tinggi, dan masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil, generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang belum siap baik fisik maupun mental.



Selasa, 02 April 2013

makanan favorit


B. Makanan Favorit
Makanan favorit saya adalah Nasi Goreng. Selain enak, nasi goreng juga sangat mudah dalam cara pembuatannya . makanan yang berasal dari  negeri china ini berhasil menghipnotis saya.
Resep Makanan “ Nasi Goreng “
BAHAN :
2 mangkok nasi
2 sendok makan minyak goreng
1 sendok makan kecap manis
1 sendok makan kecap asin
1 butir telur
BUMBU :
5 buah bawang merah
2 slung bawang putih
2 biji cabai merah
Bisa ditambah sedikit jahe kalau suka
CARA MEMBUAT NASI GORENG :
• Bumbu-bumbu dihaluskan atau dirajang (diiris-iris) lalu ditumis sampai harum.
Kemudian masukkan tomat dan kecap.
Bila tomatnya sudah kelihatan matang, masukkan nasinya.
Diaduk terus sampai bumbu dan nasinya bercampur benar, barulah dimasukkan garam dan vitsin.
• Telur dikocok, dibuat dan diiris tipis-tipis. Hidangkan nasi goreng dengan irisan telur dadar dan
bawang merah goreng di atasnya. Untuk veriasi bisa ditambah irisan mentimun,
daun kemangi, dan atau daun kucai.