TEORI TENTANG
PROPOSAL
Proposal adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk
rancangan kerja (KBBI, 2002), perencanaan secara sistematis, matang dan teliti
yang dibuat oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian, baik penelitian di
lapangan maupun penelitian di perpustakaan.
Proposal Penelitian adalah usulan yang berisi rencana kegiatan penelitian
yang disajikan secara tertulis untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang
berwewenang, seperti lembaga/instansi yang akan mensponsori atau membiayai
penelitian tersebut, tempat atau sasaran penelitian, dan lembaga/instansi yang
meminta dilakukannya penelitian.
Latar Belakang Masalah
Sebelum penelitian
dilaksanakan, seorang peneliti harus menjelaskan gagasannya dan alasan-alasan
kenapa suatu objek harus diteliti. Pihak-pihak lain yang berkepentingan harus
dapat memahami ide yang dikemukakannya, mengingat suatu penelitian bersifat
ilmiah dan terbuka. Oleh karenanya terlebih dahulu seorang peneliti harus
menyusun latar belakang masalah yang mencemirkan pentingnya suatu masalah yang
diteliti. Dalam pembuatan latar belakang masalah harus mengemukakan hal-hal
sebagai berikut :
-
Argument mengapa
judul penelitian tersebut harus ditulis.
-
Sifat atau tujuan
penelitian.
-
Strategi pencapaian
tujuan.
-
Tinjauan teoritikal
yang mendukung argument tersebut.
-
Hambatan yang akan
ditemukan dalam proses penelitian.
Selain itu pembuatan latar belakang
masalah harus memenuhi beberapa criteria tertentu, antara lain:
-
Masalah tersebut baru
dan mempunyai dampak terhadap perkembangan ilmu dan penerapannya.
-
Mengajukan suatu
konsep yang berbeda dengan yang telah ada
-
Mengajukkan suatu
konsep yang berbeda dengan yang telah ada.
-
Menunjukkan jati diri
penting suatu malasah yang diterapkan pada suatu keadaan tertentu.
-
Mencari jawaban atas
penyelesaian suatu masalah.
Batasan Masalah
Agar penelitian dapat mengarah ke inti permasalahan
maka diperlukan pembatasan ruang lingkup masalah penelitian sehingga penelitian
yang dihasilkan menjadi lebih fokus dan tajam. Dalam hal ini ada 4 tahap yang
dapat dilakukan :
1. Dengan cara memeriksa atau mempelajari hasil-hasil
penelitian atau kajian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya.
2.
Membicarakan atau
mendikusikan dengan kolega atau orang lain yang berkompeten dengan harapan
dapat memperoleh masukan yang bermanfaat.
3.
Membatasi ruang
lingkup dengan cara memperlakukan topik yang hendak dikaji untuk konteks yang
khusus, waktu yang lebih terbatas.
4. Membatasi ruang lingkup studi dengan cara terlebih
dahulu menetapkan tujuan atau manfaat studi yang diinginkan.
Perumusan Masalah
Dalam merumuskan
masalah penelitian terdapat berbagai macam cara yang dapat digunakan. Berikut
merupakan ringkasan langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam merumuskan
masalah dalam suatu penelitian:
1.
Permasalah adalah
kesenjangan (gap) antara das sollen (apa yang seharusnya) dan das sein (apa
yang ada).
2. Uraikan pendekatan konsep untuk menjawab masalah yang
diteliti, hipotesis yang akan diuji atau dugaan yang akan dibuktikan. Dalam
perumusan masalah dapat dijelaskan defenisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi
batasan penelitian.
3. Telah memunculkan konsep-konsep tertentu. Misal:
attitudes, social distence, effectiveness, credibility, dan lain-lain.
4. Sumber permasalahan dapat diperoleh dari : bacaan,
seminar, lokakarya, diskusi, pernyataan pemegang otoritas, pengamatan,
pengalaman, dan lain sebagainya.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian
untuk menjawab research question. Tujuan merupakan suatu pertanyaan tentang apa
yang ingin diketahui atau ditentukan. Bentuk dari tujuan tersebut bisa berupa
identifikasi karakteristik variabel. Mendiskripsi suatu fenomena, explorasi
suatu fenomena, penjelasan suatu fenomena atau prediksi terhadap fenomena.
Tujuan berkaitan dengan masalah yang dikemukakan, baik itu ditingkat regional,
nasional ataupun ditingkat lokal. Masalah yang dikemukakan sebaiknya masih
relevan dengan keadaan saat ini, atau dimasa yang akan datang. Tujuan
Penelitian terdiri dari:
1. Tujuan Umum, yaitu merupakan rangkuman dari
keseluruhan tujuan khusus dan bersifat ideal.
2. Tujuan khusus, yaitu uraian dari berbagai hal yang
ingin diketahui, pada penelitian yang akan dilakukan yang bersifat objektif.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian
adalah kelanjutan dari tujuan penelitian. Bagian ini berisikan uraian
tentang temuan baru yang dihasilkan dan manfaat temuan penelitian tersebut bagi
perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh ilmuan lain untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS).
Hipotesis
Hipotesis atau
hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga
karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba
mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis
menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan
hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/
menciptakan suatu gejala. Kesengajaan
ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai
berikut :
1. Penentuan masalah.
2.
Hipotesis pendahuluan
atau hipotesis preliminer.
3.
Pengumpulan fakta.
4.
Formulasi hipotes.
5.
Pengujian hipotesa,
yaitu mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diobservasi dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran).
6. Aplikasi/Penerapan. apabila hipotesa itu
benar dan dapat diadakan menjadi ramalan(dalam
istilah ilmiah disebut prediksi), dan
ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat
diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
Kajian Pustaka / Landasan Teori
Dalam penelitian ,
kajian pustaka merupakan langkah paling awal begitu tema penelitian
(bukan judul) diperoleh. Kajian pustaka mencakup tiga hal, yaitu :
-
penempatan,
-
pembacaan, dan
-
penilaian terhadap
hasil-hasil penelitian dan kajian yang sudah ada yang terkait dengan rencana
penelitian yang akan kita lakukan.
Pentingnya Kajian Pustaka
Secara
ringkas, menurut Borg dan Gall (1989: 114-119), dan Latief (2012: 43-50) ada
enam alasan mengapa kajian pustaka harus dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1.
Sangat bermanfaat
untuk menajamkan rumusan masalah penelitian yang diajukan, sehingga besar
kemungkinan rumusan masalah yang sudah dibuat berubah setelah peneliti membaca
pustaka karena telah memiliki wawasan tentang tema yang diteliti lebih luas
daripada sebelumnya. Dengan demikian, rumusan masalah, terutama dalam
penelitian kualitatif, bersifat tentatif. Tidak sedikit penelitian gagal karena
masalah yang diteliti terlalu luas. Rumusan masalah yang spesifik dan dalam
lingkup yang kecil jauh lebih baik daripada yang luas dan umum. Umumnya,
rumusan masalah yang tidak jelas berakibat pada data yang diperoleh juga tidak
jelas, sehingga antara masalah yang hendak dijawab dan data yang ada
tidak sambung. Ujungnya kesimpulannya tidak berangkat dari data, tetapi pendapat
pribadi peneliti. Tentu ini tidak bisa dibenarkan. Hal demikian bisa dihindari
melalui kajian pustaka dengan serius.
2. Kajian pustaka tidak saja untuk mempelajari apa yang
telah dilakukan orang lain, tetapi juga melihat apa yang terlewatkan dan belum
dikaji oleh peneliti sebelumnya. Bagian atau wilayah yang terlewatkan itu bisa
menjadi area penelitian baru. Tetapi kenyataannya sering terjadi karena
pengalaman yang kurang, isu-isu penting yang mestinya bisa diangkat terlewatkan
begitu saja, terutama pada bidang-bidang yang belum banyak diteliti.
3. Untuk melihat bahwa pendekatan penelitian yang
kita lakukan steril dari pendekatan-pendekatan lain. Sebab, pada umumnya kajian
pustaka justru menyebabkan peneliti meniru pendekatan-pendekatan yang sudah
lama dipakai orang lain, sehingga tidak menghasilkan temuan yang berarti.
Mencoba pendekatan baru --- walau mungkin salah --- lebih baik daripada
mengulang hal yang sama berkali-kali walau benar. Pengulangan justru
menunjukkan peneliti tidak cukup melakukan pembacaan literatur secara memadai.
Kesalahan metodologis akan disusul dan dikoreksi oleh peneliti selanjutnya,
sehingga menyebabkan ilmu pengetahuan berkembang. Karena itu, dalam ilmu
pengetahuan kesalahan bukan sesuatu yang aib. Proses demikian oleh Polanyi disebut
sebagai falsifikasi.
4. Memperoleh pengetahuan (insights) mengenai
metode, ukuran, subjek, dan pendekatan yang dipakai orang lain dan bisa dipakai
untuk memperbaiki rancangan penelitian yang kita lakukan. Rancangan penelitian,
lebih-lebih untuk penelitian kualitatif, bukan sesuatu yang sekali jadi,
melainkan terus diperbaiki agar diperoleh metode yang tepat untuk memperoleh
data dan menganalisisnya. Kenyataan di lapangan ditemukan racangan penelitian
kualitatif seragam dari satu proyek penelitian ke yang lain. Padahal, walaupun
berangkat dari paradigma yang sama rancangan penelitian kualitatif bisa berbeda
dari penelitian ke penelitian lainnya, karena penelitian kualitatif berangkat
dari kasus atau fenomena tertentu.
5. Melalui kajian pustaka, bisa diperoleh pengetahuan
berupa rekomendasi atau saran-saran bagi peneliti selanjutnya. Informasi ini
tentu sangat penting karena rekomendasi atau saran merupakan rangkuman pendapat
peneliti setelah melakukan penelitian. Usai penelitian, kita juga diharapkan
bisa memberikan rekomendasi atau saran bagi peneliti selanjutnya, sebagaimana
kita telah mengambil manfaat dari peneliti sebelumnya. Karena itu, rekomendasi
atau saran yang baik bukan sembarang saran, melainkan usulan yang secara
spesifik bisa diteliti.
6.
Untuk mengetahui
siapa saja yang pernah meneliti bidang yang sama dengan yang akan kita lakukan.
Orang yang sudah lebih dahulu meneliti bisa dijadikan teman diskusi mengenai
tema yang kita lakukan, termasuk membahas hal-hal yang menjadi kekurangan atau
kelemahan penelitian, sehingga kita bisa memperbaiki, karena dia telah
memperoleh pengalaman lebih dahulu. Malah bisa jadi peneliti terdahulu kita
jadikan informan dalam penelitian kita. Sebab, salah satu syarat informan
adalah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai tema penelitian yang kita
angkat, sehingga dia bisa berdiskusi dan memberi informasi (to inform)
kepada peneliti mengenai tema yang diteliti.
Daftar pustaka :
Dwiputra,Arie.2013.”
teori proposal” Dalam http://arie-dwiputra.blogspot.com/2013/06/teori-proposal.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar