Senin, 24 Maret 2014

Pemakaian metode ilmiah dalam menjawab pertanyaan - pertanyaan ilmiah



PEMAKAIAN METODE ILMIAH DALAM MENJAWAB PERTANYAAN - PERTANYAAN ILMIAH

Perumusan masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak.

Penyusunan kerangka berfikir
Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hpotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan kerangka berfikir ini di susun secara rasional berdasarkan permis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan factor- factor empiris yang relevan dengan permasalahan.

Perumusan hipotesa
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Pengujian hipotesa
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
Variabel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.

Penarikan kesimpulan
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis.

Contoh pertanyaan ilmiah :
Adakah pengaruh perbedaan pemberian jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman cabai ?

Jika muncul pertanyaan seperti diatas , maka kita butuh metode ilmiah untuk menjawabnya . Kita tidak bisa asal menjawab “Ada Perbedaan” atau “Tidak Ada Perbedaan” tanpa melakukan pengamatan terlebih dahulu . Inilah fungsi metode ilmiah , agar jawaban yang muncul untuk pertanyaan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,  serta dapat dijadikan ilmu pengetahuan yang baru .


Daftar pustaka :
Zulfikar, Dedi.(2010). Metode Ilmiah. Diakses pada Maret 23, 2014, Dari http://deadie13.wordpress.com/2010/06/07/metode-ilmiah/

Penalaran ilmiah dalam kaitannya dengan penulisan ilmiah



KONSEP PENALARAN ILMIAH DALAM KAITANNYA DENGAN PENULISAN ILMIAH
Dalam penulisan ilmiah terdapat beberapa proses, diantaranya adalah pengamatan, peninjauan atau penelitian, disusun menurut metode tertentu. Sebuah hasil penulisan ilmiah harus memenuhi tiga syarat:
  1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah.
  2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah.
  3. Sosok tampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.
Untuk itu diperlukan suatu kemampuan penalaran yang logis dan mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Sebab penalaran adalah suatu proses berpikir terhadap suatu yang diamati dengan menghasilkan kesimpulan, sedangkan, penulisan ilmiah merupakan suatu kegiatan penulisan berdasarkan hasil penalaran penulis terhadap permasalahan ilmiah.

Daftar pustaka
Mardiya. 2010. “Penalaran dalam Penulisan Karya Ilmiah”. Dalam http://mardiya.wordpress.com/2010/11/29/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah-oleh-mardiya/


TEORI-TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN METODE ILMIAH DAN SIKAP ILMIAH



TEORI – TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN METODE ILMIAH DAN SIKAP ILMIAH

A.      METODE ILMIAH
Metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotsis lolos uji berkali-kali, maka hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
v  Unsur Metode Ilmiah
  1. karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
  2. hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
  3. prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
  4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
v  Karakterisasi
Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan, pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran serta perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop atau volmeter dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi..
v  Tahap-tahap pelaksanaan metode ilmiah

1.      Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan, yang dapat muncul karena adanya pengamatan dari suatu gejala-gejala yang ada di lingkungan.
2.      Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
3.      Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
4.      Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5.      Menganalisis data (hasil) percobaan untuk menghasilkan kesimpulan.
6.      Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini berdasarkan pada analisis data-data penelitian. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
7.      Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.

v  Tujuan mempelajari metode ilmiah

1.      Mengetahui tata cara penulisan ilmiah.
2.      Dapat menyusun fakta yang nyata dan data tersusun secara sistematis
3.      Menambah wawasan dalam menggunakan teknik yang cepat dan tepat untuk digunakan dalam menyusun sebuah tulisan ilmiah.
4.      Mengetahui bahasa yang digunakan pada tulisan ilmiah yaitu bahasa baku. metode ilmiah biasanya di dasari oleh sikap ilmiah , sikap ilmiah di sini adalah Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.


B.      SIKAP ILMIAH
Sikap ilmiah adalah sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam diskusi, seminar, loka karya, dan penulisan karya ilmiah.
v  Sikap-sikap ilmiah

1.      Sikap ingin tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya. Mengapa demikian? Bagaimana caranya? Apa saja unsur-unsurnya? Dan seterusnya.
2.      Sikap kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3.      Sikap terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
4.      Sikap objektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
5.      Sikap rela menghargai karya orang lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6.      Sikap berani mempertahankan kebenaran
Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
7.      Sikap menjangkau ke depan
Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.


Daftar pustaka
-          Annisa, putri.2014. “ teori metode ilmiah dan sikap ilmiah”. Dalam
http://putriiannisa.wordpress.com/2014/03/20/teori-yang-berhubungan-dengan-metode-ilmiah-dan-sikap-ilmiah/
-          http://menulisbukuilmiah.blogspot.com/2008/10/karya-tulis-ilmiah-ciri-dan-sikap.htm
                                                                                                               

TEORI - TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENALARAN



TEORI – TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENALARAN

Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang sistematis dan logis dengan menghubung-hubungkan bukti dan fakta sehingga dapat di peroleh suatu kesimpulan. kesimpulan tersebut dapat berupa fakta, informasi, pengalaman dan lain-lain.
Ada dua jenis penalaran :
1.      Penalaran induktif
Proses penalaran untuk menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan atas fakta-fakta khusus. Berikut macam-macam penalaran induktif, antara lain :
A.     Generalisasi
Adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis individual yang diselidiki.
B.     Analogi
Adalah suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.
C.     Hubungan Kausal
Adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab akibat.  Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).

2.      Penalaran deduktif
Proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum, teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus. Berdasarkan sesuatu yang umum itu, ditarik kesimpulan tentang hal-hal khusus yang merupakan bagian dari kasus atau peristiwa khusus tersebut. Ada berbagai macam penalaran deduktif, antara lain :
A.     Silogisme
Adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).  Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
B.     Entimen
Adalah penalaran deduksi secara langsung dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Ciri-ciri Penalaran :
1.      Adanya suatu pola berpikir yang luas dapat disebut sebagai logika.
2.      Sifat analitik dari proses berpikir, analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. 





Daftar pustaka
-          Khasanah, noer. 2014. “ teori yang berhubungan dengn penalaran”.dalam http://noerkasanahsecret.blogspot.com/2014/03/teori-yang-berhubungan-dengan-penalaran.html
-          Hemashinta, lintang.2011 “ penalaran bahasa indonesia”.dalam http://lintangkhemashinta.blogspot.com/2011/03/materi-1-penalaran-bahasa-indonesia.htm